Pengalaman Perjalanan ke Jogja Dari Bali Yang Takan Terlupakan

Perjalanan panjang bakalan saya hadapi ke depan yaitu, perjalanan ke Jogja. Sebuah perjalan yang takan terlupakan. Perjalanan tentang bagaimana harus keluar dan lebih besar lagi sebagai seorang manusia.

Perjalanan Ke Jogja, Dari Pulau Dewata Bali
Perjalanan Ke Jogja, Dari Pulau Dewata Bali (Photo by, Adv Professional)

Sebuah tantangan yang bakalan merubah serta menambah ilmu baru dalam perjalanan hidup saya.

Interlude Perjalanan ke Jogja

Pagi hari setelah pengumuman Ujian Nasional, saya akan melakukan perjalanan ke Jogja, melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata satu. Sebuah mimpi yang sempat pesimis diawal, namun karena keyakinan serta support dari sang kakak, yang tak hentinya memacu diri. Saya putuskan untuk lanjutkan perjalan mencari ilmu dari Denpasar ke Yogyakarta.

Negeri Kraton, yang di sebut – sebut sebagai Kota Pelajar, serta kiblatnya ilmu pengetahuan di negeri ini. Tak heran memang mengingat ada tiga kampus negeri yang sudah mendunia, serta ratusan lebih kampus swasta yang tak hentinya mencetak Sarjana terbaik di negeri ini. Sebuah tantangan pula yang harus saya hadapi.

Dengan uang tersisa di kantong saya ini, apakah saya bisa sampai di Yogyakarta, begitulah pertanyaan dalam diri saya. Uang bonus Porseni terakhir saya, sebuah pertandingan terakhir saya berjubah putih abu – abu. Serta perubahan besar yang harus segera saya hadapi, sebuah langkah yang mereka bilang itu sulit.

Baca Juga:  Mercon Busi, Jadi Penasaran Masih Pada Ingat Dengan Mainan Jadul Ini? Kalau Iya Berarti

Permisi sejenak dari para sahabat yang senantiasa mendukung, serta mendukung semangat perjalanan ke Jogja harus sukses. Serta keyakinan mereka untuk tetap mengingat sahabat yang tak pernah lupa. Sedih sekaligus pilu, mengingat banyak kekurangan yang harus dibawa ke medan pertempuran.

Berangkat dari Terminal Ubung ke Glenmore, Banyuwangi

foto;

Bukan pertama kali ini saya menggunakan bus untuk bepergian jauh, sejak kecil saya akrab dengan bus. Namun, yang tidak pernah akrab adalah kebiasaan perut saya yang pasti mual kalau naik bus.

Kebiasaan itu telah menjadi biasa, jadi setiap kali naik bus. Saya harus membawa kresek hitam yang siap sedia disaku. Gunanya apa? Sobat pasti tahu untuk apa (tidak perlu saya bahas kan?).

Oke lupakan saja drama yang setiap orang pasti mengalami, artikel ini bukanlah sebuah novel juga ~hehee

Kenapa ke Glenmore? Kok, tidak langsung ke Jogja?

Cakep, seperti drama yang sudah saya jelaskan di awal sub-judul tersebut. Saya mual setelah melewati jalan berkelok dan jalan yang masih dalam perbaikan (gronjal). Tepat, setelah saya sampai di Banyuwangi Baru dan menuju tujuan akhir yaitu Jember.

Baca Juga:  Awal Mula Fenomena "Om Telolet Om", Rupanya Menunjukkan Bahagia Itu Sederhana

Saya sudah terbiasa jalan aspal di Bali, jadi perjalanan dari Terminal Ubung sampai Pelabuhan Gilimanuk. Aman-aman saja, terlebih lagi saya lelap tertidur dan terbangun sesampainya di Pelabuhan Gilimanuk. ~antimo effect~

Alhasil, saya mampir di rumah kakak yang tinggal di Glenmore dan bermalam disana. Lalu, berangkat ke esokan paginya. Khawatir terjadi apa-apa, perjalanan berikutnya saya akan di temani oleh kakak.

Benar sekali, perjalanan ini harusnya berakhir di Jember.

Mengapa saya tidak memilih Denpasar – Jogja langsung? Karena ongkos yang ada, tidak memungkinkan untuk membeli tiket bus tersebut.

Glenmore ke Jember

Perjalanan berikutnya menuju terminal besar Jember.

 

Bagikan ke sosmed kamu
Gulir ke Atas