Bukit kramat Pemakaman Imogiri, catatan sejarah kejayaan Mataram Islam
Pemakaman Imogiri – Pada kesempatan sebelumnya, kami sudah mengulas mengenai sejarah pembangunan pemakaman Imogiri pada masa kerajaan Mataram Islam, maka kini kami akan mencoba mengulas mengenai pemakaman yang diagungkan di tengah masyarakat Jawa ini di masa kini.
Berlokasi di area timur perbukitan Imogiri, lokasi pemakaman Imogiri ini sebenarnya sangat mudah dijangkau. Lokasi undakan pertamanya sendiri hanya berjarak 250 meter dari terminal Imogiri jadi bisa Anda tempuh dengan mudah dari pusat kota Yogya.
Makam ini memang tepat berada pada sebuah bukit bernama bukit Merak atau Girirejo. Dalam kepercayaan jawa, lokasi di puncak bukit sendiri memang merupakan sebuah bentuk symbol keagungan, penghormatan dan kedekatan hubungan dengan Tuhan.
Sehingga menempatkan makam para pemimpin pada puncak Bukit dipercaya merupakan simbol penghormatan terakhir terhadap pemimpin dan kerabat raja dari kerajaan Mataram Islam.
Itu pula sebabnya penamaan dari pemakaman ini disebut Pajimatan Girirejo dan desa tempat pemakamam ini berada disebut Pajimatan. Untuk bisa mendaki bukit ini Anda harus menempuh tangga sebanyak 409 anak tangga yang terbagi dalam beberapa bagian.
32 anak tangga awal sebagai simbol tahun pendirian pemakaman 1632, 13 menuju latar masjid sebagai simbol tahun pengangkatan Sultan Agung tahun 1613, 45 anak tangga menuju latar gapura untuk lambang tahun kematian sultan Agung 1645, 346 anak tangga yang melambangkan lama pembangunan pemakaman dan terakhir 9 anak tangga menuju puncak makam untuk simbol wali songo.
Pemakaman ini terbagi dalam dua bagian, pada latar masjid dan latar gapura pertama Anda akan temukan beberapa pondokan, masjid, ruang abdi dalem dan beberapa ruang-ruang kecil yang biasa dimanfaatkan sebagai ruang pertapaan para pengunjung yang berniat tirakat di kawasan pemakaman.
Sedang ruang utama pemakaman dibuat lebih sakral dengan beberapa gapura berbentuk candi bentar bernama Supit Urang sebagai pintu gerbang,terdapat 4 buah padhasan keramat pada salah satu gapura yang konon berasal dari hadiah kerajaan sahabat masa Mataram Islam.
Konon 4 padhasan ini membuat air yang disimpan di dalamnya memiliki khasiat, sehingga banyak pengunjung yang mengambil khusus air dalam padhasa.
Pemakaman sendiri terbagi dalam 4 kompleks utama, yakni kompleks pemakaman Sultan Agung di puncak yang juga menjadi makam dari Sri Ratu Batang, Hamangkurat Amral dan Hamangkurat Mas.
Lalu tepat di bawahnya pada sisi kanan adalah pemakaman 8 sultan Hamengkubowono Yogyakarta kecuali sultan HB II yang dimakamkan di Kotagede, lalu pada sisi kiri adalah kompleks makam 12 susuhunan Pakubuwono Surakarta.
Sedang pada sisi terbawah terdapat pemakaman tokoh besar keraton dan kerabat keluarga raja terdekat. Beberapa tokoh besar dimakamkan di sini termasuk arsitek dari pemakaman Imogiri ini, Tumenggung Citrokusumo.
Terdapat satu makam unik yang sengaja dibangun Sultan Agung pada salah satu anak tangga 9, supaya selalu diinjak lalu lalang. Disana dimakamkan salah satu tokoh pengkhianat Matarm Islam yang membocorkan rencana penyerangan Mataram terhadap Belanda di Batavia, tokoh Tumenggung Endranata yang konon dimakamkan tanpa kepala.
Kompleks pemakaman ini hanya bisa Anda ziarahi pada waktu tertentu yakni hari Minggu, Senin, Jumat dan hari istimewa tertentu seperti tanggal 1 dan 8 syawal serta 10 dzulhijjah mulai 10.00 – 13.00.
Di luar itu, pengunjung hanya bisa sampai ke latar masjid. Meski demikian Anda masih bisa menikmati beberapa daya tarik lain dari pemakaman Imogiri ini, seperti menikmati wedang Uwoh atau wedan cengkeh khas Imogiri dan jadah tempe.
Tinggalkan Balasan