Candi Ijo, Berpadu Dengan Wisata Alam Jogja
Candi Ijo merupakan candi yang lokasinya berada di dataran paling tinggi diantara barisan candi yang ada di Yogyakarta. Historical ini berpadu dengan wisata alam Jogja yang menawarkan pemandangan indah kawasan timur Yogyakarta. Berdiri di ketinggian rata – rata 375 meter diatas permukaan laut, membuat candi ini nampak sangat megah.
Di perkirakan di bangun antara abad ke-9 sampai dengan ke-11 masehi, membuat Candi Ijo memiliki beragam kisah yang menyelimutinya. Kiranya telah menjadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Medang periode Mataram. Bukti – bukti sejarah yang menyeruak membuktikan Candi Ijo memiliki luas yang bahkan tidak kita duga.
Yang kita lihat sekarang, Candi Ijo memiliki hamparan luas sekitar 0,8 hektare, namun dilihat dari bukti – bukti sejarah yang di temukan. Candi Ijo di perkirakan me-luas ke arah timur dan utara, dugaan ini semakin kuat setelah ditemukan artefak di bagian timur dan utara Candi Ijo ini. Sungguh, luas yang dapat kita bayangkan di masa lalu candi Hindu ini.
Candi Ijo memang menawarkan pesona wisata alam Jogja yang mengagumkan, dilihat dari hamparan rumput hijau yang membentang luas. Mengarah langsung pada bagian timur landasan Bandara International Adi Sucipto, yang memiliki aktifitas jalur penerbangan yang padat. Membuat kita sadar sejenak, sejarah dan kehidupan modern di hadapan mata.
Kawasan Candi Ijo ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu diantaranya kompleks candi, kompleks percandian utama, dan candi Induk. Nama Candi Ijo sendiri didasari pada Prasasti Poh, yang di tulis dalam bahasa Jawa Kuna, dalam penggalan kata “… anak wanua I wuang hijo …” (anak desa, orang Ijo) yang berangka 906 Masehi, dan Ijo sendiri artinya warna hijau dalam bahasa Jawa.
Memasuki kompleks Candi Ijo, terdapat teras berundak yang dimulai dari bagian barat menjadi tangga terendah, hingga yang tertinggi di bagian timur, mengikuti kemiringan bukit. Di sebelah barat terdapat candi yang masih dalam proses pemugaran. Terdapat juga Candi Perwara yang digunakan sebagai aktifitas peribadahan, yang salah satu candinya telah usai di pugar tahun 2013.
Pada kompleks percandian utama teletak di sebelah timur yaitu pada bagian teras tertinggi, disini terdapat candi Induk yang telah selesai dipugar, candi Pengapit, dan candi Perwara. Pada candi Induk yang menghadap arah barat, tepat di depanya terdapat tiga candi kecil, yang diperkirakan digunakan untuk berdoa kepada Trimurti yaitu Brahma, Wisnu, dan Syiwa.
Ketiga candi Perwara tersebut menghadap kea rah candi Utama, pada ketiga candi Perwara ini terdapat jendela belah ketupat, dan pada atap candi Perwara terdapat 3 tingkatan dengan di mahkotai Ratna. Sedangkan pada Candi Perwara yang berada di tengah, di dalamnya terdapat arca Lembu Andini, yaitu merupakan kendaraan Dewa Syiwa.
Lanjut pada bagian candi Induk yang berdenah dasar persegi empat, dengan pintu masuk ke bagian tubuh candi yang terletak di pertengahan sisi barat, dengan di apit dua relung gawang. Pada bagian relung utara, timur, dan selatan di hiasi dengan ukiran kala Makara. Pola kala Makara ini memang lazim di temukan pada candi – candi lain di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Pada atap candi Induk terdapat tiga tingkatan, yang berbentuk segi empat menjulang ke atas, semakin ke-atas semakin kecil. Dan terdapat tiga Ratna di setiap sisi masing – masing bagian tingkat, Ratna yang berukuran paling besar terdapat pada puncak candi Induk. Sepanjang sisi atap candi Induk dihiasi deretan antefiks dengan bingkai sulur – suluran.
Selain itu juga lokasi Candi Ijo ini tidak terlalu jauh dengan Candi Ratu Boko, jadi Sobat Jogja bisa melanjutkan perjalanan wisata Jogja setelah beranjak dari Candi Ijo ini. Lokasi Candi Ijo berada di Dukuh Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi Ijo ini berada di lereng barat perbukitan Batur Agung.
Nah, pasti seru kan ? Kalau sempat berkunjung ke Candi Ijo ini, selain mengingat kembali masa kejayaan Mataram, Sobat Jogja juga bisa menikmati wisata alam Jogja yang indah. Dan jangan lupa juga untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan Candi Ijo, dengan tidak membuang sampah sembarangan. Agar kejayaan bangsa Indonesia ini masih dapat berdiri tegap, dan dilihat generasi selanjutnya.
Photo by, Farid Istijanto dan Wihikanwijna
Tinggalkan Balasan