Gudeg Mercon, Warna Lain Dari Makanan Khas Jogja
Salah satu makan khas Jogja itu memang ada banyak sekali, namun yang paling booming ya Gudeg. Variasi-nya juga cukup beragam, meski pada dasarnya jenis Gudeg cuman ada dua yaitu, Gudeg kering dan Gudeg basah. Namun, ada yang sedikit nyeleneh yaitu salah satunya Gudeg Mercon ini.
Mercon ? merupakan sebuah ungkapan dari cita rasa pedas yang diatas rata – rata, jadi ketika sobat menyantapnya. Rasa pedas dilidah, seperti meledak – ledak dan sampai – sampai membuat sobat meneteskan air mata karena kepedesan. Tak heran jika makan khas Jogja satu ini menjadi begitu popular.
Sebab bukan saja variasinya yang berbeda, tapi rasanya juga tidak melulu dominasi rasa manis, ada juga yang rasa gurih. Untuk gudeg mercon satu ini memang cenderung tergolong pada cita rasa gurihnya. Selain itu tidak sulit untuk menjamah warung – warung gudeg, meski begitu anda harus sedikit bersabar.
Karena biasanya, warung gudeg ini buka di malam hari, berbeda dengan gudeg sarapan di Pagi hari yang cenderung pada cita rasa manis. Setelah waktu menjelang malam, biasanya warung – warung gudeg buka di depan ruko – ruko yang sudah tutup atau di spot – spot kawasan wisata, seperti misalnya Gudeg Mercon yang saya temui dekat Tugu Jogja.
Sebenar-nya sore hari saya sudah makan, namun apa daya nafsu makan ini tetap tumbuh subur, jadi malam hari seperti ini “kelaparan”. Itu yang membuat saya, hangout sejenak nikmati malam Jogja dengan Vespa tercinta. Menikmati udara malam yang dingin, serta mengobati rasa lapar akhirnya berhenti di warung Gudeg Mercon dekat Tugu Jogja.
Terlihat dari pengunjung yang datang, nampaknya tidak begitu ramai, meski begitu tetap saya memesan sporsi Gudeg Mercon. Segelas teh tawar hangat untuk obati rasa pedas meng-gigit dilidah. Terbayang rasa pedas ini membuat saya melayang – layang ke udara, nikmati sporsi makan khas Jogja yang melegenda ini.
Ternyata tanpa saya sadari, satu persatu pengunjung berdatangan melihat situasi ini, ternyata malam begini banyak yang kelaparan. Emperan toko jadi ramai, terdengar disekitar saya rumpi – rumpi di malam hari terdengar. Sembari menyantap seporsi makan khas Jogja dengan penuh nikmat.
Mata masih merem melek, karena kepedesan perjalan saya lanjutkan dengan berkeliling sejenak sekitar Kota Jogja. Melihat sekeliling, lampu – lampu jalanan nampak bersinah indah, wisatawan terlihat baru saja tiba di sebuah hotel dekat Malioboro. Sebuah kota yang penuh cerita serta pahit manis kehidupan.
Photo by, beradadisini.com
Satu Komentar
thanks gan buat infonya.. jadi lebih tau tentang jogja