Ini Dia Nasi Telur, Teman Makan Mahasiswa Yang Takan Terlupakan
Nasi Telur – Anda yang pernah menjadi mahasiswa di Jogja pasti ingat dengan kuliner satu ini, penganan legendaris Burjo seantero Jogja.
Tidak sulit untuk menemukannya, bahkan hampir di tiap sudut Kota Yogyakarta dan sekitarnya warung Burjo ini ada.
Sekalipun nama warungnya Burjo, bukan berarti hanya menjual bubur kacang ijo saja. Bahkan tak sedikit, warung Burjo yang gak jualan bubur kacang ijo sama sekali.
Itulah sisi unik dari warung Burjo, nah disinilah tempat nasi telur biasa dijual.
Dimana ada Burjo disitu ada nasi telur, sebuah ungkapan yang bisa dimengerti dengan mudah oleh mahasiswa / masyarakat pada umumnya.
Nah, mengapa nasi telur ini jadi teman makan mahasiswa yang takan terlupakan ?
Beragam jawabanya, namun jawaban kali ini berdasarkan diskusi dari teman – teman mahasiswa, baik itu senior maupun junior.
Mereka sepakat berdasarkan kesimpulan, bahwa nasi telur memang layak dinobatkan sebagai “teman makan mahasiswa yang takan terlupakan” setelah Indomie.
Apa yang mendasari jawaban ini ?
Ya, ada kalanya mahasiswa itu mengalami pasang surut perekonomian-nya (kiriman/transferan) selama sebulan.
Biasanya, untuk mensiasati itu kebanyakan dari mahasiswa menghemat dengan lunch and dinner nasi telur dalam beberapa hari.
Nah, untuk variasi supaya tidak Indomie setiap hari, gitu..
Teman seperjuangan.
Mengerjakan tugas kuliah, Skripsi, laporan praktikum, nulis essay, dan beragam tugas kuliah lainya memang menyita waktu dan pikiran.
Sampai – sampai, kita jarang mengingat waktu makan, dan disaat laparlah baru sadar kalau belum makan.
Waktu lapar biasanya dinihari, atau tengah malam, kalau sudah begini yang buka pasti warung Burjo, nah nasi telur-lah jadi Hero-nya, kala itu.
Cara bikin nasi telur.
Jika ingin lebih hemat lagi, cara lain adalah dengan memasak sendiri, nah biasanya mahasiswi yang suka cara ini.
Caranya sangat mudah, cukup memasak nasi terlebih dahulu dengan rice cooker, sekitar 25menit sudah matang.
Setelah itu, menggoreng telur bisa ceplok (telur mata sapi) atau di dadar, sesuka hati saja.
Nah, untuk sayur biasanya dari bahan – bahan yang mudah didapat, kadang juga tukang sayur pagi – pagi sudah menghampiri untuk mengantarkan sayur segar.
Tergantung selera saja, mau ditumis atau beningan. Semua sudah ada bumbunya, tinggal pakai Royco, tambahan bawang merah / putih, cukup.
Bahan dasar : air, minyak goreng, beras, telur, sayur (bayam, kol, jepangan, etc.)
Apa yang kita dapat hari ini ?
Mensyukuri apa yang telah kita santap selama ini yaitu nasi telur, yang sudah menyelamatkan kita dan memberi nutrisi yang tinggi.
Hemat, adalah kunci untuk tetap bertahan selama merantau sebagai mahasiswa / mahasiswi karena jauh dari Ortu itu cukup sulit awalnya karena kita belajar mandiri dan menjadi manusia sesungguhnya.
Bersyukur pernah menempuh pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan berada di jalan yang sebaik – baiknya, sekaligus menjadi bagian dari Yogyakarta sejalan dengan Amemmayu Hayuning Bhawana.
Satu kenangan lagi bahwa ketika nanti menyantap Nasi Telur, inilah yang akan kami kenang:
- Suasana malam di Jogja
- Rindu.
- Nyaman.
- Mudah dan hemat.
- Kapan saja.
Yup, terima kasih untuk anak – anak kost Bu Noto, sebagai inspirasi dari tulisan kali ini, semoga kita bisa segera menyusul S. Kom (update: skripsi).
Tinggalkan Balasan