Kisah Dibalik Kebesaran Makam Raja Imogiri Yang Wajib Anda Ketahui
Pernahkah Anda berziarah ke salah satu makam yang paling diagungkan di kawasan Jawa, makam raja Imogiri? Kompleks pemakaman seluas 10 hektar ini merupakan lokasi pemakaman khusus kerajaan matarm Islam dengan seluruh kerajaan dan kerabat turunan terdekatnya, termasuk para pemimpin keratin Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta.
Taukah Anda kisah sejarah yang mengiringi pendirian makam raja Imogiri ini? Bagaimana sampai makam para raja kerajaan Mataram berikut kerajaan pecahannya bisa dimakamkan di lokasi perbukitan tinggi sisi timur Imogiri?
Dalam kesempatan ini kami akan mencoba mengisahkan satu cerita yang banyak dikisahkan oleh para abdi dalem dan bupati yang menjadi juru kunci makam raja Imogiri ini secara turun temurun. Kisah latar belakang pendirian makam raja Imogiri ini memang kerap dianggap sekedar legenda, namun demikian yang dipercaya oleh rakyat setempat di Yogyakarta dan sekitarnya.
Penetuan makam raja Imogiri ditentukan pada satu masa di kerajaan Mataram Kuno, ketika salah satu raja terbesarnya, Sultan Agun Hanyokrokusumo memegang tampuk kekuasaan. Sebagai salah satu raja terbesar Mataram Islam, tokoh ini dikenal memiliki kesaktian yang luar biasa.
Dan salah satu kesaktiannya adalah kemampuannya berpindah tempat dengan cepat, bahkan demikian tingginya ilmu beliau hingga beliau kerap melakukan perjalanan Yogya – Mekah, berguru pada banyak alim ulama di sana termasuk menjalankan ibadah haji, umroh dan sholat Jumat.
Begitu kerapnya Sultan Agun bertandang ke Mekah membuatnya dekat dengan banyak alim ulama di kota ini. Beberapa kali beliau berkeliling kota Mekah bersama para alim ulama ini hingga pada satu waktu beliau menemukan satu lokasi tanah kosong dengan tanah yang unik dan beraroma harum. Sang raja terpikat dengan tanah kosong ini dan berkeinginan untuk dimakamkan di kota Mekah.
Namun atas saran para alim ulama yang beliau kenal, rencana ini beliau urungkan dengan mempertimbangkan bahwa lokasinya terlalu jauh untuk keluarga dan rakyatnya. Akhirnya sultan Agung membawah satu genggam tanah dari tanah Mekah tersebut untuk dibawanya pulang. Salah seorang alim ulama berpesan untuk Sultan Agung melemparkan tanah itu kea rah selatan dan menjadikan lokasi jatuhnya tanah tersebut sebagai lokasi pemakaman di tanah Jawa.
Demikianlah, Sultan Agung menjalankan saran tersebut sampai akhirnya ditemukan titik jatuhnya tanah di puncak perbukitan Giriloyo, namun karena rupanya sebelum beliau wafat makam ini sudah dimanfaatkan sebagai makam dari kerabat keraton Pangeran Juminah, yang berperan besar dalam pembangunan kompleks makam, akhirnya raja mengulang ritual pelemparan tanah itu sampai akhirnya tanah jatuh di perbukitan Girirejo, Pajimatan, masih satu kawasan dengan bukit Giriloyo.
Perbukitan inilah yang kemudian kini Anda kenal sebagai makam raja Imogiri, lengkap dengan kompleks pemakaman raja di puncak bukit yang terbagi dalam 3 kompleks, kompleks utama untuk Sultan Agung dan keturunannya, Kompleks raja-raja Yogya di sisi kanan dan raja-raja Surakarta di sisi kiri. Anda bisa mengunjungi kompleks makam raja Imogiri ini, melakukan ziarah dengan merujuk pada informasi yang bisa Anda dapatkan dalam artikel kami berikutnya.
Baca juga : Gurah Imogiri, Metode Pengobatan Tradisional Yang Mengharumkan Bantul
Photo by, flickr.com
Tinggalkan Balasan