Menyikapi Kebiasaan Pasca Liburan Panjang Yang Sulit Dihilangkan
Masih suasana liburan, pasti berat rasanya meninggalkan peraduan untuk berangkat bekerja, sekolah, kuliah, kepasar, atau aktifitas lainya. Terutama setelah long-weekend kemarin, masih belum bisa move-on dan masih ingin bermalas – malasan.
Tak, dipungkiri hal ini memang dirasakan oleh siapa saja (7:10 – responden) segala usia, beragam generasi.
Lalu, apa yang menyebabkan ini terjadi ? Mengapa setelah long-weekend masih saja ingin liburan lebih ? Apa jadinya pasca liburan akhir semester yang sampai berbulan – bulan lamanya ?
Nah, sekelumit pertanyaan tersebut akan dijawab dengan beragam alasan serta sudut pandang yang berbeda – beda. Namun satu kata untuk menjelaskannya, yaitu “Malas”, yup sebuah rasa dimana kita tidak ingin atau mengerjakan suatu kehendak yang tidak sesuai dengan keinginan hati ~rch.
Wow, keinginan hati ? ya, ketika berbicara soal rasa “malas” tentu akan timbul beragam opini serta beragam alasan untuk mendeskripsikanya.
Tapi, satu hal yang jelas ketika rasa “malas” itu muncul bukan salah kita, melainkan keadaan atau suasanan itu sendiri.
Suasana tersebut terjadi, karena puncak kenyamanan kita, dan secara fisik tubuh juga merespon hal tersebut dengan tidak ingin bergerak sesuai keinginan.
Nah, kalau sudah seperti ini sulit sekali beranjak dari peraduan, atau mengerjakan apa saja jadi terasa berat, feel kita belum sepenuhnya kembali.
Istilahnya, nyawa kita masih belum terkumpul (sangat tidak logis) tapi deskripsi tersebut cukup mudah untuk dimengerti mengenai rasa “malas”.
Hampir kebanyakan dari kita mengalaminya, karena ini memang sifat yang manusiawi, sekalipun anda seorang motivator atau pengusaha tak kenal lelah sekalipun.
Jadi, ada pertanyaan yang timbul dari situasi ini, “apa yang membuat kita merasa malas pasca liburan?”.
- Versi A, Kelelahan karena liburan kemarin sangat menyenangkan hingga energy dikerahkan semua untuk liburan.
- Versi B, Ada tugas essay liburan yang harus dikerjakan serta tugas liburan lain, yang belum sempat dikerjakan selama liburan, karena terlalu menikmati liburan.
- Versi C, Galau karena liburan kemarin belum sempat jalan sama si-dia, asik sendiri, merasa hidup tidak adil, melihat mantan jalan dengan yang baru, ada rasa sesal saat liburan malah gak kemana – mana.
- Versi D, Skripsi dan segudang tugas yang sama sekali tak tersentuh padahal hanya bisa dikerjakan saat liburan tiba, rasa enggan karena tidak sesuai dengan keinginan atau passion.
- Versi ETC, Tanggungan yang banyak disana – sini, pekerjaan yang tidak manusiawi, system yang tidak sesuai dengan keinginan, masalah kompleks yang sulit diselesaikan.
Namun, satu hal yang pasti yaitu, “masih ingin hidup dan membahagiakan orang disekeliling kita”.
Tak terelakan memang, ketika kehidupan ini tidak sesuai dengan rencana kita, yang jelas rencana-Nya memang selalu luar biasa.
Takdir dan nasib, yang selalu kita pikirkan selepas bangun dari peraduan membuat kita enggan untuk berdiri dan bergerak.
Hal ini wajar, karena “click” itu belum anda dapatkan, ketika “click” itu sudah anda dapatkan, maka hanya soal waktu.
Sobat bisa melambung tinggi dan melampauinya, namun sudut pandang idealis akan melihat anda sebagai pemalas karena tidak segera bergerak.
Seperti itulah memang, tidak bahkan sulit dihindari tapi itulah kehidupan, menikmati proses adalah jalan terbaik untuk melampaui mereka.
Sobat Jogja memang kumpulan refrensi tempat wisata di Jogja, tapi kami peduli dengan bagaimana anda benar – benar menikmati waktu liburan sepenuhnya sehingga ketika kembali beraktifitas anda dalam kondisi fresh untuk berkarya lagi.
Tinggalkan Balasan