Pengalaman Berharga Semenjak Hijrah ke Tanah Kraton

Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan sebuah wilayah yang menjadi saksi bisu perjalanan panjang Nusantara. Dari masa ke masa, wilayah Ngayogyakarta Hadiningrat selalu menjadi bagian penting mengenai kisah – kisah pahit manis kejayaan Kerajaan di Nusantara. Jauh sebelum berdirinya Yogyakarta, kerajaan – kerajaan besar telah menduduki central Java ini.

Pengalaman Berharga Semenjak Hijrah ke Tanah Kraton
Pengalaman Berharga Semenjak Hijrah ke Tanah Kraton (Photo by, qalamediaonline.blogspot.com)

Dari dulu hingga sekarang ini, masyarakat dari zaman kerajaan hingga kini, dari zaman demokrasi, memiliki kisah – kisah menarik serta pengalaman berharga selama tinggal di tanah Kraton ini. Begitu pula kisah menarik berikut, yang mewarnai dalam perjalanan panjang saat hijrah di tanah Kraton Yogyakarta.

Seperti kisah menarik dari seorang pemuda ini, sebuah perjalan yang membuatnya banyak belajar mengenai ber-kehidupan. Ia tidak berangkat dari nol, melainkan melanjutkan perjalanan hidup yang sudah Ia tempuh 19 tahun hidupnya. Pemuda yang hijrah dari lereng Gunung Rembangan, menuju lembaran baru di Tanah Kraton Yogyakarta.

Seperti apa kisahnya ? mari kita simak tahapan – tahapan perjalanan yang mungkin dapat sobat terima dan bisa menambah pengalaman sobat.

Sebentar:

Sebelum lanjut, mungkin sobat menyimpan pertanyaan kenapa Sobat Jogja kali ini tidak berhubungan dengan wisata kuliner Jogja, wisata alam Jogja, wisata candi di Jogja, dan sebagainya yang berhubungan dengan pariwisata di Yogyakarta.

Alasan itu karena kali ini kami memperkenalkan kategori baru dari website sobatJogja.com, yaitu “Berita Terkini Jogja”, sebuah kategori yang ditujukan kepada sobat sekalian yang memiliki hobby bercerita dan menulis. Kami membuka seluas – luasnya bagi sobat yang tertarik untuk mengirim Cerita Perjalanan sobat selama berlibur, singgah, tinggal, atau kuliah di Yogyakarta ke e-mail kami di (hallo@sobatjogja.com)

Okay, Lanjut:

Hijrah ? mungkin terdengar seperti kisah perjalanan para Nabi, yang menempuh perjalanan dari suatu wilayah ke wilayah lainya. Atau biasa diartikan juga kondisi Hijrah, yaitu sebuah kondisi dimana dari kehidupan yang biasa ke perjalanan yang luar biasa. Terdengar seperti fantasy ? sebenarnya tidak karena seperti itulah makna Hijrah yang sejati (Boleh di terima boleh tidak kan ini bebas ber pendapat).

Baca Juga:  Benarkah Malam Minggu Hanya Untuk Orang-orang Terpilih? Dan Apa Mungkin

Anyway kenapa Yogyakarta ? itu pertanyaan seorang teman;

Karena Yogyakarta adalah kota Pendidikan jawab saya, sebuah title yang di Amini banyak alumni lulusan kampus – kampus Negeri maupun Swasta di Yogyakarta. Bukan sekedar data tapi realita yang terjadi, tidak ada istilah kampus Negeri atau Swasta, karena strata di pukul rata.

Bukti nyata Yogyakarta kota Pendidikan ialah dari jumlah sekolah serta kampus yang diatas rata –rata wilayah lain, tidak peduli dimana dari dekat hutan hingga dekat Fly-offer (ring-road/Jalan layang) kampus atau sekolah – sekolah dibangun. Pernyataan ini bukan sekedar teory, buktikan saja lihat kenyataan ini.

Sekalipun demikian bukan berarti kualitas disini yang tertinggi, karen diatasnya langit ada langit jadi tergantung dari mana kategori terbaik itu dinombatkan. Itulah yang membuat Ia memilih Kota Yogyakarta sebagai destinasi selanjutnya untuk menempuh pendidikan tinggi. Berangkat dari Kota Denpasar, hingga sampai di Yogyakarta memang tantangan, ungkapnya.

Kendala utama tentu, jauh dari orang tua, sementara itu kendala internal adalah sering mual kalau menaiki bus. Karena tidak terbiasa berkendara jauh, alhasil perut jadi mual. Apapun itu dihadapi saja, sekitar 22 jam perjalanan atau sekitar 580 km jarak tempuh yang harus dilalui merupakan ujian pertama.

Baca Juga:  Tips Bertamu Agar Si Pemilik Rumah Tidak Terganggu dan Terbebani

Hijrah ke Jogja

Sejak pertama kali datang ke Jogja, segala sesuatunya menjadi baru, pengalaman baru, teman-teman baru, dan tantangan baru. Segalanya seperti dimulai dari Nol, dari titik dimana kita membuka halaman baru.

Sampai pada titk dimana ada rasa nyaman, meskipun segala sesuatunya dijalani dengan penuh kesederahanaan. Namun, rasa nyaman itu menolak untuk ditinggal pergi, begitu menikmati setiap perjalanan disini.

Sulit untuk meninggalkan kota yang Maha Rindu ini, hingga akhirnya keputusan akhir adalah menetap, dan tinggal disini. Segala proses dilalui, mulai dari tempat tinggal, bekerja, hingga mengurus surat pindah antar Provinsi.

Berangkat dengan niat liburan sampai akhirnya Kuliah sambil kerja, bertahan hidup membiayai Kuliah dan hidup sehari-hari.

Pengalaman yang luar biasa, yang tidak bisa saya jabarkan secara detail.

Intinya adalah rasa “Nyaman“, rasa itulah yang membuat saya memilih untuk hijrah ke Jogja, dengan segala kesederhanaanya. Sungguh rasanya hidup begitu Berkah, berjalan seperti ringan, dan melihat segalanya terefleksi dari Atas.

Tidak ada yang namanya Sempurna, kesempurnaan hanya milik-Nya.

Disini saya menemukan jati diri, tujuan hidup, dan pada akhirnya memiliki tempat untuk pulang, yaitu kampung halaman.

Bagikan ke sosmed kamu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas