Puncak Kosakora serta Pantai Ngrumput Sebuah Kombinasi Yang Wajib Dikunjungi

Pantai Ngrumput merupakan lokasi dimana Puncak Kosakora berada, sebuah tempat wisata alam Jogja yang amat luar biasa yang wajib sobat kunjungi.

Pemandangan garis pantai luar biasa dapat kita lihat dengan jelas dari Puncak Kosakora ini, sekaligus hamparan sederhana pasir putih Pantai Ngrumput yang unik.

Hembusan alam yang mudah dimengerti sekaligus cerita – cerita menarik yang bisa dibawa pulang. Dan berikut merupakan perjalan kami yang menjadi saksi indahnya panorama yang sulit untuk dilupakan.

Puncak Kosakora serta Pantai Ngrumput Sebuah Kombinasi Yang Wajib Dikunjungi
Puncak Kosakora serta Pantai Ngrumput Sebuah Kombinasi Yang Wajib Dikunjungi

Warung Bang Jarwo

Sudah lama memang saya tidak liburan, bisa dibilang termasuk pada kategori manusia kurang piknik. Banyak hal yang saya kerjakan tahun lalu, seakan terjerembab dalam dunia kerja.

Ya, bisa dibilang pergi pagi pulang pagi, sementara yang lain sedang terlelap dalam tidur, saya harus terjaga di tengah malam yang syahdu, bekerja mengadu nasib.

Melihat kesempatan ini maka senang hati saya menyambut ajakan para sahabat dengan sukaria. Setelah sekian lama, akhirnya kami kembali berkumpul dengan riang di warung Bang Jarwo.

Persiapan sebelum liburan ini memang sudah jauh – jauh hari dipersiapkan, semua dalam satu grup chatting WA. Senang rasanya tergabung kembali dalam group ini, setelah Puncak Gunung Andong tahun lalu.

Waktu memang cepat berlalu, seakan setahun baru saja berlalu beberapa hari yang lalu. Sembari menunggu personel yang belum datang, sepiring nasi pindang temani makan siang ini. Segelah air putih untuk pelepas dahaga, selain kode keras cara hemat makan di warung.

Hari semakin siang, perbincangan juga semakin memanas disini kedewasaan di tunjukan oleh para sahabat.

Menginjak tahun terakhir di bangku kuliah, yang sebentar lagi kita akan kembali ke daerah asal.

Kami memang berasal dari beragam daerah diantaranya Lampung, Batulicin, Wonosobo, Semarang, Klaten, Madiun, serta Jember berkumpul berjumpa di Yogyakarta berteman dengan teman – teman well dari Ngayogyakarta Hadiningrat.

Berjibaku bersama di bangku kuliah, ya semoga kita setelah ini jadi perubahan serta pemberi jalan yang terang untuk keluarga kita dan semoga bisa berjumpa lagi mengingat masa – masa yang takan terlupakan ini.

Sapala – Menyewakan Peralatan Camping Yang Lengkap di Jogja

Setelah semua berkumpul kini kita bersama berangkat untuk menyewa peralatan camping. Saya juga cukup heran, ternyata ada yang melihat camping sebagai peluang bisnis menjanjikan.

Ya, tidak heran memang terutama di wilayah Yogyakarta, karena banyak mahasiswa terutama di tahun – tahun awal yang tiba – tiba menjadi mapala.

Mungkin ini pengalaman baru bagi mereka, termasuk salah satunya saya pribadi tidak pernah yang namanya nge-camp, mendaki, snorkling dan lain sebagainya yang ada kaitanya dengan menikmati alam terbuka.

Tentu peluang usaha ini dimanfaatkan betul oleh mereka ini ya ? mengingat harga – harga peralatan camping dan mendaki ini tidak murah. Jadi, sebuah hobi yang bisa dibilang tidak murah sebenarnya.

Tentu peralatan ini semua penting dan sangat membantu kita saat di alam terbuka. Lalu, dengan menyewa ini apa bisa meminimalisir pengeluaran perjalanan ? tentu saja.

Sebab dengan menyewa kita tidak perlu membeli peralatan camping yang tidak setiap hari juga kita pakai. Harga yang mereka tawarkan juga cukup terjangkau untuk kantong pelajar seperti kami ini.

Disini juga tersedia cukup lengkap peralatan – peralatan penting yang dibutuhkan para petualang pemula maupun profesional.

Meski menyewa, tentu tanggung jawab tetap di berikan sepenuhnya kepada penyewa, karena peralatan yang mahal ini tentu harus dijaga seperti milik sendiri dan harus kembali seperti sedia kala.

Itu yang saya rasakan, ketika sebelas pasak untuk tenda itu sangat berarti dan mampu menggoyahkan kekompakan bila satu saja hilang, seperti apa ceritanya ? nanti di gulung dan baca terus sampai selesai.

Kota Wonosari

Akhirnya perjalan kita sampai di Kota Wonosari, Gunungkidul. Sebuah kota yang sangat nyaman untuk disinggahi, ramainya jalanan memang tak seramai Kota Yogyakarta, namun disini sobat bisa menjumpai beragam hal dengan keterbatasanya.

Sebuah kota yang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan ekonomi Yogyakarta, terutama pada sektor pariwisata. Karena disini juga terdapat sekolah, rumah sakit, alun – alun, pasar, serta hotel – hotel yang sangat berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Gunungkidul.

Baca Juga:  Pantai Kukup Gunung Kidul Yang Mempesona Dengan Pulau Juminonya

Senang rasanya, kembali bernostalgia di kota ini, melihat jalanan basah sepertinya baru saja diguyur hujan yang deras.

Perlajalanan melintasi kota Wonosari memang sangat singkat karena kemudian kita terus bergerak mendekati lokasi Puncak Kosakora, yang lokasinya tepat sebelum pantai Drini.

Membelah jalanan yang sekelilingnya pepohonan semakin menjauh dan keluar dari keramain Kota kini yang kita lihat kiri kanan bentangan sawah dan hijaunya pepohonan yang menyejukan mata.

Mblusuk – Lost in Gunungkidul

Semakin meninggalkan Kota semakin kita mblusuk ke desa – desa dengan jalan aspal yang semakin bergelombang mengikuti kontur perbukitan.

Agar mempercepat langkah kita menuju pantai, inisiatif kita mengikuti jalan altenatif membelah desa – desa hingga akhirnya kita menerobos jalan ber-karst (batuan kapur) yang sangat berbaha bila tak hati – hati.

Semakin masuk kedalam hutan, kirikanan pepohonan jalan juga semakin berbatu sampai akhirnya langkah kita terhenti oleh Ibu – ibu petani yang mencoba memberi arahan kepada kami.

Akhirnya kami berbalik dan mencoba mencari jalan yang lain, namun tanpa disangka sepanjang jalan ulat – ulat sutra yang sedang mencari makan bergelantungan di depan sehingga perjalan kita sempat terhenti karena se-ekor ulat masuk ke helm rider, namun suasana ini sangat seru dan canda tawa sepanjang perjalan penuh ulat ini memecah sepinya hutan.

Untunglah ini bukan ulat bulu, jadi tidak menyebabkan gatal – gatal alhasil perjalan terus berlanjut. Hingga terhenti lagi dan bertanya meminta petunjuk arah sampailah kita dijalan yang benar.

Dengan jalan yang berbatu ini sobat memang harus berhati – hati, dan terus fokus pada jalan. Masih menembus sawah – sawah dan hutan – hutan akhirnya kita sampai pada pos masuk ke lokasi wisata, nah disini kita harus bayar 10.000 per kendaraan (sepeda motor).

Setalah ini kita semakin dekat dengan tujuan, melihat sekeliling banyak sekali pelancong dari berbagai daerah sepertinya mereka sudah sangat familiar dengan lokasi wisata di Gunungkidul yang terkenal indah ini.

Terutama di musim liburan seperti sekarang ini jalanan di penuhi dengan kendaraan baik kecil maupun besar.

Pantai Ngrumput / Pantai Ngerumput

Berjalan menuju arah Pantai Drini, tepatnya sekitar lima menit setah pertigaan sobat akan melihat papan penunjuk arah “Menuju Pantai Ngrumput (Puncak Kosakora)”, tepat dibawahnya ada tempat parkir yang dikelola warga setempat nah itu berarti tempatnya.

Setelah parkir kendaraan, kita akan disambut dengan jalan setapak menuju pantai. Sepanjang perjalan sobat akan mejumpai jalan berbatu cukup terjal, jadi harus berhati – hati dan sobat akan disuguhkan dengan bentangan sawah yang menghijau milik warga sekitar.

Setelah lima menit perjalan sampailah kita di Pantai Ngrumput dengan pasir putih yang membentang di depan mata, seolah menyambut kami dengan penuh gembira dan sukacita.

Kesan yang bisa kita rasakan kala menginjakan kaki disini ialah, suasana yang beda seperti kita sedang berada di sebuah pulau tak berpenghuni. Masih asri sunyi dan jauh dari hiruk pikuk kehidupan perkotaan yang men-jenuhkan.

Inilah suasana liburan yang takan terlupakan, betapa tidak langit cerah, pasir putih, laut biru, serta deburan ombak yang membawa kita melayang – layang.

Menikmati hembusan angin yang unik, yup unik karena angin bertiup tidak telalu kencang. Bahkan sepoi – sepoi, sementara itu Puncak Kosakora tepat berada diatasnya menjulang tinggi bak gedung pencakar langi berlantai 7, menanti untuk siap didaki.

Sambil istirahat sejenak setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh akhirnya kami menggelar tikar untuk duduk santai, sembari melihat eksotisme keindahan alam Indonesia ini serta hijaunya tanaman yang tumbuh di tepian Bukit Karst Kosakora.

Mendirikan Tenda – Pengalaman Baru

Sebuah ritual penting buat mereka yang ingin bermalam di alam terbuka bebas seperti ini yaitu, mendirikan tenda. Yup, setelah bersantai ria kini kita lanjut mendirikan tenda, mengingat hari sudah mulai gelap.

Dan ini juga merupakan pengalam pribadi yang pertama kali saya rasakan, berkemah di pinggir pantai. Tentu pengalaman berharga ini akan selalu jadi momment bahagia yang tersimpan rapi dalam ingatan ini.

Proses yang dikerjakan juga tidak sesulit yang saya bayangkan, cukup mengikuti tutorial dari yang sudah berpengalaman.

Baca Juga:  Desa Wisata Ledok Sambi: Cocok Buat Family Gathering atau Outbound

Tidak perlu detail, yang penting terikat dengan baik dan tidak mudah lepas, serta tanggung jawab. Yup, karena kita menyewa peralatan camping ini jadi kita harus teliti agar tidak ada yang rusak maupun hilang.

Meskipun tertatih, perlu sepuluh menitan untuk mendirikan tenda yang sangat sederhana ini. Tahapan finishing yang penting adalah tenda mengarah ke pantai, cukup unik memang tapi memang harus sobat lakukan.

Tak terasa tenda – tenda pun selesai didirikan, langit senja mulai mewarnai langit seakan beberapa saat yang lalu langit masih cerah membiru.

Makan soup – Dinner ternikmat

Menu makan malam kita hari ini adalah soup, soup ? kok bisa ? nah, inilah yang istimewa sekaligus juga pengalam baru lagi yang saya dapatkan.

Tidak biasanya, karena mie instant merupakan menu utama yang biasa para petualang santap saat dialam terbuka seperti ini.

Tidak hanya itu, ada nasi, sosis, serta nuget juga, wahh.. ini dinner yang sepesial, makin sepesial karena disantap bersama – sama di bawah langit sore yang menawan.

Makin lahap, disantap dengan saus sambal pedas, semakin rasa syukur melihat mereka menyiapkan ini semua se-detail ini, untuk kebahagian bersama.

Melihat Sunset di Tanah Kraton Yogyakarta

Maghrib pun telah tiba, senja semakin meninggalkan langit yang cerah, langit memerah seolah tak rela menyambut malam. Sementara itu ini waktu yang tepat untuk berbahagia melihat sunset di tanah Kraton Yogyakarta yang istimewa.

Sekedar berfoto dan mengabadikan momment luar biasa ini memang wajib untuk dilakukan, serta waktu yang tepat pula untuk bersyukur keindahan yang bisa kita lihat ini sekarang.

Senja memang waktu yang tepat untuk merenung, mengingat apa saja yang sudah kita kerjakan sepanjang hari ini, serta pertanyaan wajib, “sudahkan anda memberikan senyum terbaik untuk orang disekeliling anda ?”.

Melihat Bintang

Tak terasa gelap pun jatuh, entah mengapa udara malam ini tidak dingin, mungkin karena musim kemarau jilid 2. Walau begitu, kebersamaan ini tak kalah menyejukan hati, mendekatkan satu sama lain.

Bercerita adalah waktu yang tepat sembari memandangi langit malam yang penuh bintang. Waktu yang tepat pula untuk bercerita horror, supaya suana makin menyeramkan nada bicara juga di dramatisir dengan nada rendah memuncak.

Karena horror komedi adalah yang paling menyenangkan dan pertanyaan mengerikan malam itu adalah “Kamu sudah BAB berapa ? PRPL mu sudah kamu kerjakan ?”.

Pagi yang indah di Puncak Kosakora

Semalam saya terlelap lebih dahulu, jadi kehilangan moment kebersamaan serta lanjutan cerita horror itu. Ya, karena tiba – tiba pusing, mungkin terlalu letih semalam anyway pagi ini sudah kembali segar dan bersiap untuk merapikan tenda dan naik ke puncak Kosakora.

Yup, selepas merapikan tenda kami bergegas mendaki puncak Kosakora selagi langit cerah dan membiru.

Waktu yang tepat untuk mengabadikan moment bahagia ini, meski rumput hijau itu telah terkikis oleh mereka yang tidak memiliki rasa hormat terhadap alam semesta.

Sekalipun demikian kami tetap menikmati esksotisme pemandangan alam yang indah ini di Puncak Kosakora.

Perjalanan panjang ini memang layak disebut liburan, sedari awal perjalanan tidak ada rasa gundah dihati maupun pikiran. Tidak ada beban ataupun hal – hal yang memberatkan hati lainya, jadi benar – benar merasakan liburan.

Tidak mudah memang untuk bisa merakan suasana liburan, padahal kita sedang berlibur. Apapun itu, yang jelas kebersamaan ini serta perjalanan menuju pantai Ngrumput dan Puncak Kosakora lalu kembali kerumah masing – masing dengan selamat adalah moment yang patut di syukuri.

Semoga di tahun ini kita bisa lebih banyak lagi merasakan kebahagiaan ini. Dan mari explore Yogyakarta serta Indonesia sepenuhnya.

#Note: Perjalanan yang ke-300 (artikel ke-300) ini, sekaligus ucapan terima kasih kami persembahkan kepada pengunjung Sobat Jogja telah mengunjungi blog luar biasa ini.

Semoga kedepan kami bisa bisa terus menyampaikan informasi sebaik mungkin.

Terima kasih juga untuk teman – teman T-Info telah mengajak saya kesini : Alwigani, Astri, Hana, Bimo, Wresni, Muhwid, Rian, Roberto, Ryan.

Bagikan ke sosmed kamu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas