Sate Lilit, Kuliner Khas Bali Yang Menggoyang Lidah
Salah satu kuliner khas Bali yang cukup populer dan disukai banyak orang adalah sajian sate lilit. Rasanya yang sangat kaya, lengkap dengan kelegitan dari tiap gigitannya memberi sejuta kenikmatan tersendiri yang memang cukup membuat nagih. Kuliner satu ini terbuat dari ikan atau ayam jadi kaya akan nutrisi dan protein serta kandungan omega3 yang baik untuk pertumbuhan anak.
Kalau melihat resep pembuatannya, sate lilit ini tidak sulit Anda buat di rumah. Cukup mencampurkan cincangan ikan dari jenis yang bertekstur seperti tuna dengan santan kental, kelapa parut muda dan aneka bumbu dan rempah. Kepalkan atau borehkan tebal pada sebatang bambu, batang kelapa kering atau pada sereh untuk rasa yang lebih kuat. Kemudian bakar perlahan sampai matang sempurna.
Meski terlihat mudah, nyatanya perlu teknik dan kecekatan khusus untuk membuat kuliner khas Bali ini memiliki rasa yang pass dan dapat melilit ketat pada batang satenya. Salah-salah malah adonan daging lumer saat Anda bakar dan rontok pada panggangan.
Kalau tidak mu spekulasi membuatnya sendiri, bagaimana kalau Anda menjajal langsung ke lokasinya saja di Bali. Ada dua lokasi yang banyak mendapat rekomendasi dari para pecinta sate lilit dan kami akan mengulas keduanya untuk Anda.
Untuk Anda yang ingin menikmati sate lilit di tempat bergaya lebih modern ala restoran, Anda bisa coba mencicipi sate lilit tuna di warung Be Paseh. Sebenarnya warung modern yang sudah menyediakan ragam fasilitas macam wifi dan live music ini tidak secara khusus menyajikan sate lilit saja. Ada beragam pilihan menu lain yang juga kuliner khas Bali dan cukup menggoda seperti sop ikan, pepes serombotan, tum, aneka sambal, plecing dan masih banyak lagi.
Semua menu ini bisa Anda jadikan menu terpisah atau sebagai teman menu sate lilit. Yang jelas menu satu ini memang favorit sekali di warung Be Paseh, sampai-sampai warung ini tiap hari harus melayani puluhan konsumen yang tidak hanya datang dari lokal saja, bahkan pada musim liburan pengelola bisa melayani lebih dari 100 pelanggan. Ingin ikutan mencicipi bisa mencoba bertandang ke warung yang berlokasi di Jalan Pemuda Renon.
Cerita berbeda bisa Anda temukan di sebuah warung tenda kecil di pinggir pasar Sukawati. Pedagangnya bernama Pak Komang dan konon meski si pedagang masih terbilang muda, dia sudah dikenal sebagai primadona sate lilit. Lokasinya sebenarnya mudah Anda temui karena warung kecilnya itu selalu dipadati orang dengan asap mengepul di sekitarnya. Posisinya juga strategis, di dekat pintu masuk pasar.
Meski berada di warung sederhana, ternyata sate lilit satu ini digemari oleh banyak orang sampai-sampai antrian tidak pernah surut. Kadang pengunjung yang makan ditempat sampai rela makan berdiri demi mencicipi sate lilit buatan Pak Komang ini.
Yang membuatnya istimewa adalah bahan bakunya yang bukan terbuat dari tuna seperti kebanyakan sate lilit, tetapi dari tenggiri. Hasilnya tekstur sate lilit ini menjadi lebih lembut. Yang tidak kalah unik, sate ini dibuat bukan dengan dikepalkan, tetapi dengan di borehkan tebal-tebal pada sebatang papan kecil berukuran lebar sekitar 4 -5 cm dari batang kelapa kering.
Teknik ini rupanya memberi rasa lebih manis dan harum pada sate. Kalau cara tradisional untuk membuat sajian sate lilit istimewa mereka melilitkan adonan daging pada batang sereh, tetapi ini membuat harga menjadi berkali lipat lebih mahal. Dan Pak Komang tak kehabisan ide membuat sate ilitnya tetap harum dan menggoda, dengan batang kelapa.
Baca juga : Taman Ujung Soekasada, Istana Taman Air Yang Mempesona
Jadi penggemar kuliner khas Bali, mana yang Anda pilih? Sate lilit tuna atau sate lilit tenggiri? Sate lilit ala resto atau sate lilit ala jajanan pasar?
Photo by, J. Kenji Lopez Alt
Tinggalkan Balasan