Sego Gurih Sajian Khas Sekaten Yang Hampir Punah

Acara sekaten adalah sebuah tradisi khas Keraton dalam rangka perayaan Maulid Nabi yang biasanya juga dimeriahkan dengan tradisi pasar rakyat. Ada satu hidangan yang kerap muncul sebagai sajian khas Sekaten, yakni sego gurih.

Sego Gurih Sajian Khas Sekaten Yang Hampir Punah
Sego Gurih Sajian Khas Sekaten Yang Hampir Punah (Photo by, kratonpedia.com)

Sebenarnya Sego Gurih bukan sepenuhnya sajian khas Sekaten. Dulunya hidangan ini biasa dijajakan sebagai penganan tradisional layaknya penjaja gudeg saat ini. Namun sego gurih semakin lama tergerus oleh perkembangan masa dan akhirnya tidak banyak lagi menjumpai sego gurih di kota Jogja. Hanya pada kesempatan sekaten inilah Anda mudah menjumpai penjaja sego gurih khas Jogja. Dalam bahasa Indonesia Sego sendiri berarti nasi yang artinya sego gurih bermakna nasi gurih.

Bila Anda ingin tau seperti apa sego gurih itu, sebenarnya tampilan dan rasanya mengingatkan Anda dengan nasi liwet khas Solo atau nasi ayam khas Semarang. Dengan nasi yang dimasak dengan santan serupa dengan nasi uduk yang diberi kuah opor ayam dan telur kadang ditambah irisan labu siam.

Sebagai bumbu pedas ditambahkan sambal goreng krecek dan tempe. Biasanya sajian ini disempurnakan dengan taburan kacang kedelai hitam dan putih, kemangi, ketimun, emping dan krupuk bawang, terakhir diberi bawang goreng juga sambal kacang.

Baca Juga:  8 Kuliner Ekstrim Jogja Yang Bikin Penasaran Part Dua

Bagi masyarakat Jogja sego gurih merupakan sebuah wujud dari rasa syukur dan meminta keselamatan. Itu sebabnya biasanya sego gurih hadir dalam upacara syukuran dan selametan termasuk di dalamnya tradisi sekaten. Itu pula sebabnya Anda bisa dengan mudah menjumpai penjaja sego gurih ini di pelataran masjid Gede Kauman ketika hari-hari perayaan Sekaten.

Anda bisa menikmati sego gurih dalam pincukan daun pisang yang dijajakan dalam harga Rp 5 ribuan satu porsinya. Porsi sego gurih bukan porsi mengenyangkan jadi bisa jadi Anda akan membutuhkan dua porsi pincukan lengkap dengan sendok yang juga dibuat dari pincukan daun pisang yang disempatkan dengan tusuk lidi.

Anda bisa menikmati salah satu hidangan tradisi khas dari budaya Jogja ini sembari mendengarkan alunan musik gamelan dari dalam bangsal Pagongan Lor dari Masjid Gede Kauman, yakni dari gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogo Wilogo yang memang hanya diperdengarkan kala Sekaten saja. Ini akan menyuntikan suasana unik khas yang hanya bisa Anda jumpai pada saat sekaten.

Baca Juga:  Cobain nih, Mangut Lele Jogja Penggugah Selera Dari Imogiri

Untuk Anda yang ingin mencicipi sajian khas sekaten ini, Anda bisa mengunjungi kawasan kompleks masjid Gede Kauman di sisi barat Keraton Yogyakarta tepat di hari perayaan Sekaten. Anda akan menjumpai deretan penjaja Sego Gurih dadakan yang siap menyajikan hidangan pembawa berkah dan keselamatan ini. Kadang penjaja ini sudah berkumpul sejak pagi jadi tak ada salahnya datang lebih awal, karena di siang hari kawasan masjid Gede akan makin banyak dikerumuni pengunjung.

Baca juga : Sajian Khas Jogja Unik, Paling Pas Kopi Moka Menoreh

Bagikan ke sosmed kamu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas