Wisata Air Terjun Di Kedalaman Hutan Giriloyo Bantul
Ingin mencari destinasi wisata yang sarat tantangan dan memberi Anda lebih dari sekedar perjalanan wisata biasa? Anda patut mencoba wisata air terjun satu ini, curug Watu Sewu. Berada di kedalaman hutan kawasan bukit Giriloyo, satu kawasan perbukitan di kawasan Bantul yang selama ini identik sebagai lokasi pemakaman raja-raja Mataram.
Masih di kawasan perbukitan yang sama, tepat pada sisi timur pemakaman raja-raja, sebuah hutan yang cukup lebat menutupi permukaan perbukitan. Tak disangka dibalik hutan ini terdapat sebuah air terjun kecil yang memiliki pesona apik.
Sebuah jawaban bagi Anda yang mencari wisata yang tidak biasa dimana Anda bisa sedikit bermain dengan nyali Anda dan kekuatan Anda. Karena air terjun satu ini meski berukuran kecil alias hanya sebatas curug, mampu memberi Anda semacam ujian untuk sejauh mana naluri petualangan Anda selama ini. Apalagi Anda sendiri masih akan dipuaskan dengan keseruan perjalanan yang terus memanjakan mata Anda dengan panorama hutan tropis yang sejuk.
Lokasinya cukup tersembunyi, bahkan untuk mencapainya Anda perlu sedikit perjuangan. Anda yang ingin mencoba wisata air terjun ini tidak bisa mendekati air terjun dengan kendaraan karena lokasi yang cukup dalam di tengah perbukitan yang berkelok dan terjal.
Lokasi bisa Anda tempuh dengan kendaraan pribadi dari Yogyakarta dalam 40 menit, bisa melalui perempatan Imogiri kearah timur sampai di kawasan Giriloyo, atau Anda memilih jalur pintas di jalan alternatif tepat setelah jembatan Karang Semut di jalur Imogiri Timur.
Setiba Anda di kawasan Giriloyo, Anda mencari desa Wukirsari yang terkenal akan gurahnya, hingga sampai di dusun Cengkehan. Lokasinya tepat di sisi timur bukit tepat I balik pemakaman raja-raja Mataram. Untuk mendekati kawasan curug, Anda hanya bisa memarkir kendaraan Anda rumah warga di kawasan dusun cengkehan ini.
Tantangan adrenalin di mulai sejak Anda memarkirkan kendaraan di desa ini, karena kini Anda perlu berjalan pada track yang ada menuju lokasi menembus hutan. Bahkan juga harus menuruni lereng terjang batuan cadas yang terbuat dari jenis batuan lava purba sisa aktivitas gunung api purba Nganggeran. Batuan berbentuk sedikit unik dan sedikit licin tertutupi lumut. Bukan wisata air terjun yang biasa bukan?
Cukup menantang nyali memang, bahkan bisa jadi adrenalin Anda dipacu cukup tinggi. Tetapi semua perjuangan menempuh perjalanan berat ini terbayar sudah begitu Anda memasuki lokasi curug yang mempesona. Aliran air yang syahdu dan air yang terasa segar menyentuh kulit Anda.
Air terjun ini mengucur dari balik sebongkah batu cadas perbukitan dan merayap di antara batuan cadas lain ke batuan cadas lain sampai menuju sebuah kolam sedalam 1 meter di ujung curug. Aliran semacam inilah yang membuat air terjun setinggi 8 meter ini tidak terlalu membasahi pengunjung. Apalagi bila musim kemarau air yang mengalir akan surut. Aliran air yang merayapi batuan demi batuan inilah yang kemudian membuat curug ini diberi nama Watu Sewu atau batu seribu.
Batuan cadas bukan type batuan yang mudah hancur oleh terpaan air. Tetapi efek aliran air yang mengenainya selama ini mengukirkan alur-alur cantik pada permukaan batuan dan membuat curug ini memikat untuk dinikmati. Jangan tanya soal air, karena sudah pasti sangat segar. Aliran ini menyerap mineral yang terkandung pada cadas dan membuat air terjun memiliki air yang dingin dan segar.
Ingin menguji nyali Anda dengan rute perjalanan yang menembus batas, atau ingin menyesap keindahan wisata air terjun di balik lebatnya hutan Giriloyo? Coba saja ide wisata satu ini.
La Noel | Photo by, Diaspora Iqbal
Tinggalkan Balasan