Candi Borobudur, Dengan Hubungan Alam Semesta

Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah dengan nilai budaya serta karya seni tertinggi yang pernah ada. Candi Borobudur tidak-lah muncul begitu saja, teory – teory yang mengatakan candi ini dibangun oleh makhluk astral. Bisa dibilang cukuplah aneh, karena seolah – olah merupakan kata – kata yang meremehkan atau meragukan kemampuan pendahulu bangsa Indonesia.

Candi Borobudur, Dengan Hubungan Alam Semesta
Candi Borobudur, Dengan Hubungan Alam Semesta

Pertentangan – pertentangan serta utak atik politik sekaligus scenario oknum – oknum dimasa itu memecah konsentrasi masyarakat Indonesia yang pada masa penjajahan benar – benar di buat ter-kotak – kotakan atas nama suku, ras, dan agama. Cara itu akhirnya berhasil yang hingga kini terjadi konflik, mengenai mistery di balik berdirinya Candi Borobudur.

Ada missing link yang benar – benar di manfaatkan pada masa itu, sehingga kemelut terjadi diantara pro dan contra. Secara garis besar, bangunan Candi Borobudur mulai dibangun pada tahun sekitar 750 masehi, dan baru selesai sekitar 825 masehi. Angka – angka tahun pembangunan candi itu sendiri juga masih menjadi mystery, sebab itu berdasarkan dari prasasti yang ditemukan.

Terlepas dari itu semua, para pendahulu kita seolah – olah berusaha menunjukan kepada generasi selanjutnya yaitu kita bangsa Indonesia. Bahwa kita adalah bangsa yang cerdas, kuat, serta hidup damai dengan alam semesta. Cobalah melihat dari sisi ini, karena bila kita bicara sejarah, selalu ada saja yang dianggap keliru oleh oknum yang tidak setuju.

Baca Juga:  Kisah Dibalik Kebesaran Makam Raja Imogiri Yang Wajib Anda Ketahui

Sementara itu terjadi, oknum – oknum lainya sedang menikmati hasil dari missing link dibalik sejarah itu sendiri. Tidak dipungkiri memang, karena masa pembuatan candi Borobudur berlangsung ribuan tahun yang lalu. Yang kemudian pada tahun 1006 dimana gunung Merapi mengalami masa erupsi dahsyat yang membuat kerajaan Medang, harus pindah ke Jawa Timur.

Yang akhirnya candi megah yang sudah dibuat, harus kembali menyatu dengan alam setelah ratusan tahun kemudian ditinggalkan. Lalu kemudian debu vulkanik yang membuat tanah menjadi subur, pepohonan serta tanaman merambat tumbuh menutupi candi Borobudur. Hingga kembali seperti bukit, sedia kala sebelum Candi Borobudur di bangun.

Sampai akhirnya pada tahun 1811 Thomas Stamford Raffles yang merupakan Gubernur Jendral Inggris, sangat tertarik dengan kebudayaan Jawa, menggali kembali candi Borobudur yang ditulis dalam bukunya yang berjudul The Story of Java tahun 1817. Hingga akhirnya dilanjutkan oleh Belanda, pada masa itu tahun 1896 marak terjadi pencurian artefak, karena candi Borobudur seperti segunung emas bagi para kolektor benda bersejarah.

Sampai – sampai Raja Thailand, Chulalongkorn yang mengunjungi pulau Jawa, dihadiahi arca – arca serta beberapa relief dari bagian bangunan asli candi Borobudur. Bahkan itu belum seberapa dengan ratusan aksi pencurian artefak asli bangunan candi pada masa itu. Candi yang kita lihat sekarang, merupakan bagian yang tersisa yang masih dapat kita saksikan.

Baca Juga:  Wisata Sejarah Blusukan Di Situs Payak, Petirtaan Kuno Yang Tersisa

Maka dari itu kesampingkan dahulu hal – hal yang meresahkan Sobat, mari kita lihat dari sisi yang berbeda. Dan mulailah mengerti mengapa kita harus “Hamemayu Hayuning Bawana” (Mengalir dalam hembusan alam). Karena, bila kita menyadari hal sederhana ini, yang dapat kita lihat adalah anugrah serta rasa Syukur atas hadiah maha karya dari pendahulu kita.

Serta lihatlah garis lurus dari tiga candi Serangkai Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Candi Kalasan. Lalu cobalah sadari kaitan – kaitan mengenai Candi Kalasan hingga Candi Prambanan, lihatlah dari segi karya seni arsitektur buatan cerdasnya nenek moyang Bangsa Indonesia, serta filosofi dari hubungan Sang Maha, alam semesta, dan makhluk hidup.

Lokasi : Borobudur, Magelang, Jawa Tengah

Harga Tiket Masuk : Buka Pukul 06:00 – 17:00 WIB

  • Dewasa Rp 90.000,-
  • Anak – anak Rp 72.500,-
  • Foreign (WNA) $ 30 USD

Photo by, Nathariane | Baca Juga Wisata Kuliner Jogja

Bagikan ke sosmed kamu

Satu Komentar

  • makasih sudah membagikan, Saya sangat mengapresiasi apa yang di tulis dalam artikel ini. saya merasakan yang begitu besar setela membaca beberapa artikel di blog ini. Terima Kasih

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas