Nikmati, Sarapan Di Jogja Dengan Aneka Jenang Ala Lempuyangan

Apa yang biasanya Anda cari untuk menjejal perut di pagi hari ketika Anda bertandang ke kota Jogja? Biasanya mungkin gudeg atau bubur ayam. Tapi kali ini coba temukan menu sarapan yang berbeda. Rupanya tidak hanya gudeg sarapan di Jogja yang dikenal sebagai ciri khas kota ini. Kota ini juga mengenal aneka jenang yang dalam bahasa Indonesia berarti aneka bubur.

Nikmati, Sarapan Di Jogja Dengan Aneka Jenang Ala Lempuyangan
Nikmati, Sarapan Di Jogja Dengan Aneka Jenang Ala Lempuyangan (Photo by, sorotjogja.com)

Salah satu penjaja jenang yang sudah demikian populer di kota Jogja ini adalah penjaja jenang dalam pasar Lempuyangan. Pasar ini berada di sisi selatan dari stasiun Lempuyangan tepatnya di tepian jalan Hayam Wuruk.

Bila Anda masuk dari sisi selatan bangunan, sekitar dua gang Anda bisa masuk sekitar 8 meter untuk menemukan kios sederhana dari penjaja jenang ini. Pasar Lempuyangan adalah pasar tradisional yang dinobatkan sebagai pasar terbersih di Jogja dengan kondisi pasar yang jauh dari kata kotor, becek apalagi beraroma tidak sedap. Jadi jangan keburu takut kalau aneka jenang di sini akan jorok karena berjualan dalam pasar.

Baca Juga:  Wow! Inilah Rahasia Masak Cumi Crispy Kemangi Enak di Rumah

Pemilik usaha jenang ini sebenarnya adalah generasi ketiga dari penjual jenang yang sudah bertahan lebih dari 6 dasawarsa berjualan jenang di dalam pasar Lempuyangan. Itu sebabnya meski hanya berada di dalam pasar tapi sudah memiliki nama besar sendiri.

Biasanya pemilik sekarang, Mbak Mila membuka usahanya pagi sekitar pukul 9.30. Dengan menjajar beberapa panci berisi jenang seperti jenang sumsum, jenang mutiara, jenang grendil dan beberapa jenang lain. Berkuah santan cair semua jenang ini terkenal dengan rasa manis gurihnya yang menggoda selera pagi. Memang untuk sebuah menu sarapan, bisa dikatakan penjajanya menjual terlalu siang, tetapi tetap saja aneka jenang ini tak pernah kehabisan pembeli.

Malah saking terkenalnya, pada masa pemerintahan Soeharto, ibu Tien selalu mengutus orang untuk membeli sarapan di aneka jenang ini. Ibu Tien ternyata salah satu penggemar berat aneka jenang khas pasar Lempuyangan ini. Beberapa kali pula sempat menurut mbak Mila, mereka mendapat pesanan dari istana kepresidenan.

Jangan heran juga kalau antrian dari warung jenang ini seperti tak ada rampungnya. Malah di sekitar pukul 11, antrian semakin menjadi dan membuat penuh gang. Itu sebabnya kini penjaja bubur ala Jawa ini memiliki kios di tepi supaya tidak terlalu membuat penuh gang dalam pasar. Dan biasanya belum genap jam 1 siang, seluruh bubur yang disiapkan dalam panci-panci besar itu sudah ludes terjual.

Baca Juga:  Nostalgia Dengan Kue Putu Yang Tak Lekang Oleh Waktu

Baca juga : Ini dia, Kuliner Unik Jogja Dari Kawasan Turi, Entok Slenget

Jadi kalau Anda ingin menjajal sarapan di Jogja dengan gaya berbeda dan khas Jogja, Anda perlu mencoba ikut dalam antrian aneka jenang dari pasar Lempuyangan. Karena sedikit terlalu siang, tak ada salahnya untuk mengisi perut dengan camilan ringan terlebih dulu sebagai penahan lapar.

Bagikan ke sosmed kamu

2 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas