Wedang Ronde, Semangkuk Kecil Kehangatan

Belum lengkap rasanya kalau jalan – jalan ke Jogja, belum nyeruput Wedang Ronde, mungkin itu kata yang tepat. Buat para wisatawan yang sedang berkunjung ke Yogyakarta, untuk menikmati pesona wisata Jogja. Minuman khas satu ini memang sudah menjadi suguhan favorite terutama bagi para wisatawan asing maupun domestic.

Wedang Ronde, Semangkuk Kecil Kehangatan
Wedang Ronde, Semangkuk Kecil Kehangatan (Photo by, Geokuliner.com)

Sangat mudah di jumpai pedagang wedang ronde, terutama di saat malam mulai menyelimuti Yogyakarta. Saat kita sedang berjalan – jalan menyusuri Malioboro banyak sekali kita jumpai, pedagang wedang ronde. Tak perlu susah untuk mencari minuman hangat yang melegenda ini, apalagi tidak hanya ada disekitaran jalan Malioboro saja.

Tapi, menyebar hingga ke restaurant – restaurant, hotel – hotel, hingga rumah makan sederhana, banyak yang menyuguhkan wedang ronde sebagai menu minuman tradisionalnya. Tak heran jika minuman ini menjadi iconic di Yogyakarta. Meski, kini diberbagai daerah terutama di Jawa, banyak kita jumpai pedagang wedang Ronde.

Sebenarnya Ronde merupakan jenis makanan tradisional China, yang memilki nama asli Tang-yuan. Terbuat dari tepung ketan, yang kemudian di campur dengan sedikit air, hingga tercampur dan menggumpal, kemudian dibentuk menjadi bola – bola. Setelah itu, di rebus kemudian di tiriskan hingga suhu normal.

Baca Juga:  Nikmati, Sarapan Di Jogja Dengan Aneka Jenang Ala Lempuyangan

Lalu, adonan bola – bola (Ronde) tadi, dicampur ke dalam mangkuk kecil dan disirami dengan kuah hangat yang manis. Di dalam ronde biasanya terdapat isian, misalnya kacang hijau, kacang tanah, gula Jawa (versi ronde di Jawa) atau variasi lainya. Dahulu masyarakat China mengkonsumsi Tang-yuan saat acara – acara penting tertentu.

Hingga akhirnya ketika pedagang asal China datang dan bermukim di Indonesia, lalu seiring berjalanya waktu penduduk Indonesia juga bisa membuatnya. Namun, dengan perubahan pada kuah dan topingnya. Jika di China biasanya wedang ronde tampil simple dengan hanya kuah manis plus bola – bola ronde-nya.

Sedangkan di Pulau Jawa, diberi kuah Jahe (wedang Jahe) yang manis gula Kelapa, sekaligus tambahan beberapa toping. Seperti kacang tanah yang di sangria, potongan roti, kolang – kaling, dan toping lainya. Disaat Ramadhan tiba, wedang Ronde menjadi primadona saat waktu buka puasa. Saking popular-nya di Indonesia, banyak masyarakat Indonesia yang mengira minuman ini khas dan asli Pulau Jawa.

Baca Juga:  Wisata Kuliner Jogja Bakpia Pathuk: Kudapan Paling Legend

Paling asyik memang saat menikmati semangkuk wedang Ronde, apalagi diminum saat malam hari. Perasaan damai melihat bintang – bintang di atas langit malam, dengan ditemani wedang ronde yang mantap. Paling ramai biasanya di kawasan Alun–alun Utara, atau dapat kita jumpai di Alun – alun selatan (Alkid).

Menghabiskan malam, berbincang, bercengkrama, dibawah langit Yogyakarta, dengan semangkuk kehangatan wedang Ronde. Canda tawa diatas tikar, ngobrol asyik dengan para sahabat, membahas isu – isu politik hingga curhat dari hati ke hati. Semua seakan didengarkan oleh ronde yang manis dan hangat.

Bagikan ke sosmed kamu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gulir ke Atas